REGIO BAHU


I. OSTEON
Os Scapulae
Scapula adalah tulang datar yang berada pada bagian anterior pada bidang lateral thorax. Poros panjang dari tulang ini membentang secara tidak langsung dari spina thorax keempat sampai sternum pada akhir rusuk pertama. Scapula berbentuk agak melengkung dan miring untuk menyesuaikan dengan bentuk dinding thorax. Pinggirannya membentuk segitiga, menpunyai dua permukaan, dan tiga sudut (S.Sisson, 1956).



            Permukaan lateral (Facies lateralis) terbagi atas dua fossa oleh spina scapulae, yang terbentang antara tepi ventral  sampai leher dari tulang tersebut, dimana ia mengecil. Tepi atas dari spina berbentuk tebal dan kasar. Pada bagian tengah spina terdapat tuber spina, tempat melekatnya M. trapezius. Fossa supraspinata terletak di depan dari spina, berukuran lebih kecil, halus bagian permukaannya, dan merupakan tempat berjalannya M. supraspinatus. Fossa infraspinata berada di belakang spina, berbentuk lebar dan halus pada bagian permukaannya, mengecil pada bagian bawah, yang ditandai dengan beberapa garis lunak sebagai pelengkap perlekatan M. infraspinatus. Di dekat bagian leher terdapat foramen nutricia (nutrient foramen), dan di bawahnya terdapat alur vascular (vascular groove) (S.Sisson, 1956).
            Facies costalis merupakan permukaan hampa dengan fossa subscapularis yang memanjang di atasnya. Fossa ini memanjang hingga ke sepanjang bagian bawah dari permukan ini, meruncing di bagian atas dan memisahkan dua permukaan kasar berbentuk segitiga yang disebut facies serrata, tempat melekatnya M. serratus ventralis. Pada bagian bawak facies costalis terdapat alur vascular (S.Sisson, 1956).
            Margo cranialis (anterior border) berbentuk cembung dan kasar pada bagian atasnya, lalu menjadi cekung dan halus di bagian bawah. Margo caudalis (posterior border) agak cekung, tebal, dan kasar pada sepertiga bagian atasnya, menjadi tipis di bagian tengah, dan lebih tipis lagi di bagian bawah. Margo vertebralis (ventral border) melekat dengan cartilage scapulae (S.Sisson, 1956).
            Angulus cranialis (anterior angle) adalah persimpangan antara margo cranialis dan margo caudalis dan relatif tipis. Angulus caudalis (posterior angle) berbentuk tipis dan kasar. Angulus glenoidalis (glenoid angle) terhubung dengan tubuh tulang oleh collom scapulae (leher scapula/ neck of the scapula). Angulus glenoidalis membentuk cavitas glenoidalis (glenoid cavity) untuk membentuk artikulasi dengan caput humerus. Cavitas glenoidalis mempunyai garis luar yang oval dan batas depannya dipotong oleh incissura glenoidalis (glenoid notch), dan membulat pada bagian lateral. Tuber scapulae berupa penonjolan yang besar dan kasar di bagian depan, tempat bertautnya tendon dari M. biceps brachii. Terdapat processus coracoideus pada bagian medialnya, yang merupakan tempat timbulnya M. coraco-brachialis (S.Sisson, 1956).
Scapula sapi lebih berbentuk segitiga dibandingkan dengan scapula sapi, relative lebih lebar pada bagian proximal dan lebih mengecil di bagian distal. Spina scapula lebih menonjol dan terletak lebih kedepan, fossa supraspinata menjadi sempit dan tidak mencapai bagian bawah tulang. Spina scapula bersifat sinuous, menekuk ke belakang pada bagian tengah, tapi tidak menimbulkan perbedaan yang menyolok.  Seperti pada kuda, pada bagian bawah spina terdapat acromion, tempat pertautan M. deltoideus. Fossa subscapularisnya dangkal. Area tempat berjalannya M. serratus ventralis tidak begitu menyolok. Foramen nutrisia berada di sepertiga margo caudalis. Cavitas glenoidalis berbentuk hamper bundar dan tanpa incissura yang menyolok. Tuberositas kecil dan dekat dengan cavitas glenoidalis. Processus coracoideus pendek dan melengkung. Kartilago mirip dengan kartilago pada kuda (S.Sisson, 1956).
Os Humerus
            Humerus tulang panjang yang terbentang mulai dari bawah bahu, dimana tulang ini berartikulasi dengan scapula, dan berartikulasi dengan os radius ulna pada bagian distalnya. Humerus terdiri dari satu bidang panjang dan dua extremitas (S.Sisson, 1956).
            Corpus humeri (shaft) berbentuk silindris tidak beraturan dan penampilan yang berpilin. Corpus humeri memiliki empat permukaan, yaitu:
● Facies lateralis (lateral surface) : halus dan melengkung spiral
● Sulcus musculo-spiralis (musculo-spiral groove) : tempat M. brachialis
● Facies medialis (medial surface) : panjang dan lurus, melengkung di kedua
   sisinya dan bergabung dengan permukaan anterior dan posterior.
● Tuberositas teres ( teres tuberosity) : tempat bertautnya tendo M. latissimus 
   dorsi dan M. teres major. Foramen nutrisia terletak sepertiga dari permukaan ini.
            Facies cranialis (anterior surface) berbentuk segitiga, lebar, dan halus pada bagian atas, menyempit dan melengkung pada bagian bawah. Facies cranialis ini dipisahkan dengan facies lateralis oleh crista humeri, yang memunculkan tuberositas deltoideus (deltoid tuberosity). Facies caudalis (posterior surface) halus, dan melengkung pada setiap sisi (S.Sisson, 1956).
            Ekstremitas proximal terdiri dari kepala, leher, dua tuberositas, dan alur intertuleral. Tuberositas medialis terdiri dari bagian anterior dan posterior. Sulcus intertubercularis berada di depan, dipisahkan oleh bagian anterior tuberositas.
            Ekstremitas distalmemiliki permukaan miring  untuk artikulasi dengan os radius ulna, yang terdiri dari dua condylus dengan ukuran yang tidak sama dan dipisahkan oleh suatu peninggian. Condylus medialis berukuran jauh lebih besar dan dilintasi oleh alur saggital, pada bagian anterior tempat kelopak synovial berada. Condylus lateralis berukuran lebih kecil dan terletak agak rendah dan lebih ke belakang (S.Sisson, 1956).

Fossa coronoidea terletak di depan, di bawah alur pada condylus medialis. Epicondylus medialis lebih mudah dibedakan. Pada bagian lateral dari epicondylus lateralis terdapat crista condyloidea. Diantara epicondylus terdapat fossa olecranon, yang memproyeksikan processus anconeus (S.Sisson, 1956).
           

Tuberositas deltoideus pada os humerus sapi tidak lebih menonjol dari pada yang terdapat pada os humerus kuda. Foramen nutrisia berada di sepertiga permukaan posterior. Tuberositas lateral sangat besar. Bagian anterior tuberositas medialis memiliki proyeksi kecil yang melengkung. Fossa olecranon dan fossa coronoidea dalam dan lebar (S.Sisson, 1956).

Musculus
            Musculus pada daerah ini (Mm. Omi) dimulai dari scapula hingga berakhir di siku (S.Sisson, 1956).

Otot-otot Gelang Bahu (Musculi extremitates thoracicae)
◙  Otot kulit:
1. M. cutaneus omobrachialis
Fungsi; menggerakkan kulit daerah bahu dan lengan atas (Anonymous, 1956).
◙  Otot-otot lapis superficial :
2. M. trapezius (pars cervicalis dan pars thoracalis )
Musculus ini datar dan berbentuk segitiga (S.Sisson, 1956). Fungsi: pars cervicis menarik scapula ke cranio-dorsal, pars thoracis : menarik scapula ke caudo-dorsal (Anonymous, 2009).
3. M. brachiocephalicus (cleidooccipitalis, cleidomastoideus dan cleidobrachialis). Musculus ini melintang sepanjang sisi dari collum sampai cranial dari lengan (S.Sisson, 1956). Fungsi: flexor kepala dan leher serta extensor bahu (Anonymous, 2009).
4. M. omotransversarius
Fungsi: mengangkat kaki muka ke depan (protractor) (Anonymous, 2009).
5. M. latissimus dorsi
Musculus ini lebar dan berbentuk segitiga pada sisi kanan. Musculus ini berada di bawah kulit dan M. cutaneus, pada dinding lateral thorax, dari spina sampai ke lengan (S. Sisson, 1956). Fungsi: menarik kaki depan ke belakang (retractor), protractor tubuh (Anonymous, 2009).
6. M. pectoralis superficialis (pars anterior et posterior)
Musculus pectoralis superficialis pars anterior adalah musculus yangf pendek, agak bulat, yang terbentang dari manubrium sterni hingga bagian depan lengan. M. pectoralis superficialis pars posterior adalah muskulus lebar yang terbentang dari tepi ventral sternum hingga ke permukaan medial siku  (S. Sisson, 1956). Fungsi: adductor kaki muka dan alat penggantung tubuh (Anonymous, 2009).
◙  Otot-otot lapis profundal :
7. M. pectoralis profundus : pars praescapularis (anterior) et humeralis (posterior)
M. pectoralis profundus pars anterior berbentuk prisma dan terbentang antara bagian anterior dari permukaan lateral sternum hingga sisi cervix scapula. M. pectoralis profundus pars posterior berukuran lebih besar pada kuda, berbentuk segitiga atau seperti kipas. Muskulus ini berfungsi sebagai adductor dan retractor anggota gerak.  (S.Sisson, 1956)
8. M. rhomboideus (pars cervicis et thoracis)
Fungsi: extensor leher (Anonymous, 1956).
9. M. serratus ventralis (pars cervicis et thoracis)
Fungsi: pars cervicis : menarik scapula ke leher, mengangkat/membengkok leher ke lateral; pars thoracis: menarik scapula ke caudal, bisa sebagai otot inspirasi (Anonymous, 1956).

◙  Otot-otot bahu (musculi omi)
Bidang lateral
1. M. supraspinatus
Merupakan muskulus yang ada pada fossa suprascapularis (S.Sisson, 1956). Fungsi : extensor dan fixator persendian bahu (Anonymous, 2009)
2. M. infraspinatus
Muskulus ini berada pada fossa infraspinata dan menyebar kearah posterior (S.Sisson, 1956). Fungsi: extensor dan fixator persendian bahu (Anonymous, 2009).
3. M. deltoideus
Musculus ini sebagian menyebar di atas M. triceps pada sisi antara scapula dengan humerus, sebagian di atas M. infraspinatus dan M. teres minor (S.Sisson, 1956). Pada hewan-hewan yang mempunyai acromion pada scapula (ruminansia dan carnivora) terdiri dari 2 : pars scapularis dan pars acromialis. Fungsi: flexor persendian bahu dan abductor lengan (Anonymous, 2009).
4. M. teres minor
Muskulus ini lebih kecil dari musculus yang berjalan didepannya. Mesculus ini berjalan di atas M. triceps di bawah M. deltoideus dan M. infraspinatus (S.Sisson, 1956).  Fungsi: flexor persendian bahu (Anonymous, 2009).
Bidang medial
5. M. teres major
Muskulus ini datar/rata lebih lebar pada bagian tengahnya, dan menyebar diatas permukaan medial M. triceps (S.Sisson, 1956). Fungsi: flexor persendian bahu (Anonymous, 2009).
6. M. subscapularis
Musculus ini berada pada fossa subscapularis (S.Sisson, 1956). Fungsi : adductor humerus dan fixator persendian bahu (Anonymous, 2009).
7. M. capsularis
Musculus ini sangat kecil, dan berada pada bagian permukaan flexor dari kapsul pada persendian bahu (S.Sisson, 1956). Hanya terdapat pada kuda. Fungsi : untuk menghindarkan terjepit kantong persendian pada waklu flexio (Anonymous, 2009).
8. M. coracobrachialis
Musculus ini berada pada permukaan medial persendian bahu dan lengan (S.Sisson, 1956). Fungsi : adductor humerus dan flexor persendian bahu (Anonymous, 2009).

           
Pembuluh Darah (Arteri dan Vena) dan Nervus
1. A. circumflexa humeri anterior
            Arteri ini merupakan percabangan dari plexus brachialis. Arteri ini muncul dari tepi anterior M. teres major. Arteri ini berjalan kedepan, di antara dua bagian dari M. coraco-brachialis. Arteri ini member cabang ke M. coraco-brachialis, M. pectoralis profundus, berakhir di bagian atas M. biceps brachii dan M. brachiocephalicus. Arteri ini beranastomose dengan A. circumflexa humeri posterior (S.Sisson, 1956).

2. A. circumflexa humeri posterior
            Arteri ini merupakan salah satu cabang dari plexus brachialis, muncul sedikit dibawah A. thoracodorsalis dan berjalan menyilang keluar di bawah persendian siku diantara M. triceps brachii caput longum dan M. triceps brachii caput laterale bersama nervus axillaris. Arteri ini member cabang ke musculus tersaebut, kapsul persendian, dan musculus dan kulit di bidang bahu, beranastomose dengan A. circumflexa humeri anterior (S.Sisson, 1956).
3. A. Cervicalis superficialis
            Arteri ini muncul dari permukaan dorsal A. brachialis yang berlawanan dengan rusuk pertama. Arteri ini terbagi menjadi ramus ascendens dan ramus descendens. Ramus ascendens bercabang ke M. pectoralis profundus, M. omo-hyoideus, dan M. brachiocephalicus, dan menyuplai darah ke Ln. prescapularis atau Ln. cervicalis supervicialis. Sedangkan ramus descendens-nya member cabang pada M. pectoralis superficialis, M. brachiocephalicus (bersama dengan vena cephalica), dan kulit dada (S.Sisson, 1956).

4. N. Axilaris
Merupakan salah satu cabang dari plexus brachialis. Muncul dibawah N. musculo-cutaneus. Nervus ini berjalan ke belakang dan ke bawah dari permukaan medial M. subscapularis dan menghilang diantaraMusculus dan arteri subscapularis (S.Sisson, 1956).

5. N. Supraclavicularis

6. N. Cutaneus antibrachii lateralis

7. N.cutaneus brachii et antibrachii dorsalis

8. N. musculo-cutaneus ramus proximalis

9. N. radialis
Merupakan salah satu cabang dari plexus brachialis yang berjalan dari bagian posterior plexus. Nervus ini berjalan kebawah bersama N. ulnaris, bagian medial A. subscapularis, dan bagian bawah M. teres major, M. triceps brachii caput longum, dan M. triceps brachii caput medial.
(S. Sisson, 1956)

Titik Orientasi
1.  Tuberculum humeri lateralis
2.  Tendo M. Infraspinatus, yang di bawahnya ada tendo intertubercularis
3.  Tendo origo M. Biceps Brachii, di bawahnya ada tendo intertubercularis
4.  Legok sisi dada : di antara M. Brachiocephalicus dan M. Pectoralis  
     Superficialis Pars Clavicularis yang dilalui V. Cephalica Humeri
(Tim anatomi veteriner III, 2008)

Kepentingan
1.       Perbaharan persendian bahu (omathritis)
      Perbarahan persendian bahu (omarthritis) atau disebut juga dengan pincang bahu.

2.      Bursitis intertubercularis
Bursitis intertubercularis merupakan radang pada bursa intertubercularis yang disebabkan oleh kelebihan cairan pada bursa tersebut yang menyebabkan kaki pincang. Cara mendiagnosa penyakit ini yaitu: kaki hewan diangkat dan ditarik ke caudal, jika hewan kesakitan maka hewan positif menderita radang ini, dikarenakan bursa tertekan tendo origo m. biceps brachii.

3.      Bursitis infraspinatus
Bursitis infraspinatus merupakan radang pada bursa infraspinatus. Bursa ini merupakan tendo yang terdapat diantara tendo insertion m. infraspinatus bagian posterior dan tuberositas humeris lateralis bursa bagian posterior. Radang pada bursa ini menyebabkan terjadinya kelebihan produksi cairan synovial, sehingga menimbulkan rasa sakit karena cairan ini menekan unsur-unsur disekelilingnya. Diagnosanya: mengangkat kaki muka lalu didorong ke medial, bila hewan memberontak atau kesakitan maka hewan tersebut menderita bursitis infraspinatus.

4.      Bisul dada (bursbuil)
Bisul dada (bursbuil) umumnya disebabkan oleh perbarahan m. branchiocephalicus, dimana otot ini mengalami radang atau miositis yang biasanya terjadi karena trauma (tekanan secara terus menerus) pada otot ini.

5.      Radang pada ln. cervicalis superficialis
Radang pada ln. cervicalis superficialis (ln. praescapularis) merupakan kelenjar pertahanan ini biasanya diperiksa pada pemeriksaan kesehatan daging di RPH. Jika membengkak, hati-hati ada infeksi atau hewan tidak boleh dipotong.

6.      Sweeny disease
Sweeny disease merupakan keadaan asimetris otot bahu (m. supraspinatus et m. infraspinatus) kanan dan kiri karena atropi. Atropi disebabkan adanya gangguan pada n. suprascapularis yang menginervasi otot tersebut (mengalami fungsiolesa). Perjalanan syaraf  tersebut dari medial ke lateral melingkari margo anterior os scapula sehingga ada kemungkinan terjepit atau fungsiolesa misalnya akibat benturan. Bisa juga terjadi akibat hewan terlalu lama dikandangkan (atropi bilateral), biasanya terjadi pula atropi pada mm. tricep brachii)

Lasertus fibrosus yaitu suatu tenunan padat (fibrosa) berupa tendo yang terdapat dalam M. bicep brachii yang ikut memperkokoh otot tersebut. Lasertus fibrosus ini dapat berkontraksi dan selalu terpasang pasif sebagai seutas tali yang berfungsi membantu m. bicep brachii dan m. extensor carpi radialis melakukan fungsinya dalam hal extension persendian bahu dan extension persendiaan carpus, selain itu juga berguna untuk menegangkan persendiaan bahu. Hal ini lah yang menyebabkan kuda tidak mudah lelah sewaktu berdiri lama (Anonymous, 2007)

DAFTAR PUSTAKA



Sisson, S.1956.The Anatomy of The Domestic Animals.W.B.Saunders Company.Philadelphia.


Tim anatomi vet III, Penuntun Praktikum Anatomi III Universitas Syiah Kuala 
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS